polisi tidur

Polisi tidur, boleh jadi, merupakan cermin masyarakat yang sakit.

Saya sodorkan contoh berikut. Kalau meluncur meninggalkan Cinere menuju Jakarta, Anda akan bertemu dengan perempatan setelah Cinere Mal. Begitu belok kanan, ke arah Pondok Labu, sebuah polisi tidur langsung menghadang. Ya, tak jauh. Cukup tinggi.

Saya tak tahu siapa yang membikinnya. Tapi, saya hingga kini tak habis pikir dengan keputusan itu. Semua kendaraan yang berbelok, pasti menurunkan kecepatan. Tapi, kenapa mesti dihadang lagi dengan polisi tidur?!

Tiap pagi (dan petang), polisi tidur itu memperparah kemacetan. Karena, otomatis semua kendaraan semakin melambat. Tanpa kecuali.

Ajaibnya, sekitar 30 meter dari polisi tidur itu, dua polisi tidur lain menunggu. Interval keduanya hanya kira-kira 7 atau 8 meter. Ada Danau Cinere di sebelah kanan, ada pintu masuk ke kompleks TNI AL di sebelah kirinya.

Dalam kemacetan panjang, tiga polisi tidur dengan selisih jarak seperti itu, tak pelak merupakan bonus siksaan di jalan. Dijamin.

Ketidakpercayaan adalah sumber kehadiran polisi tidur. Tak percaya bahwa SEMUA pengendara akan melajukan kendaraan dengan kecepatan yang pas. Lalu, SEMUA pengendara harus diganjar hukuman, tanpa pandang bulu, dengan polisi tidur.

Ketika trust menjauh, bukankah itu cermin masyarakat yang sakit?

Hukum dibuat karena tak SEMUA individu diyakini akan tertib, tak melanggar hak orang lain. Tapi, hukum yang baik senantiasa bekerja setelah pelanggaran terjadi dan spesifik mengejar sang pelanggar. Hukum tak bekerja secara apriori dan melakukan generalisasi.

Polisi tidur justru melanggar UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang melarang warga melakukan sesuatu yang mengganggu fungsi jalan. Adakah penindakan atas pelanggaran ini? Saya belum pernah dengar.

Jika polisi tidur dibangun di lingkungan perumahan, saya sangat bisa maklum. Tentu dengan cermat: tak terlalu tinggi, di jalan lurus, tak terlalu berdekatan. Anak-anak kita harus dilindungi saat bermain. Keselamatan mereka tak bisa ditawar. Tapi polisi tidur di jalan umum?

Terakhir, saya lihat di banyak lokasi, polisi tidur membawa mudarat lain: merusak jalan. Air hujan tertahan oleh gundukan itu dan menggenang. Perlahan, aspal terkelupas oleh “keperkasaan” air.

Hanya ada satu keunggulan polisi tidur: tak bisa disuap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *