hikmat yang (terlalu cepat) berangkat

Sering seusai mengunggah tulisan di website pribadi, dia mengirim link-nya ke saya. Selalu disertai komentar pendek — ada humor, ada sikap rendah hati di sana.

Esai-esainya mencerminkan bacaan yang luas, tilikan yang tajam, dan bahasa yang enak. Dia bukan intelektual kaleng-kaleng. Skripsinya di Sosiologi UGM, yang kemudian dibukukan, membahas pemikiran Daniel Bell.

Beberapa bulan lalu, saya ngomporin, “Kapan buku utuh kayak Lubang Hitam Kebudayaan terbit, Mas? Jangan2 lagi diedit…”

“Masih lama. Masih dalam angan-angan,” jawab dia.

Lalu pria baik hati itu menyambar lagi, “Saya, antara lain, pingin nulis soal media sosial dan kekuasaan. Tapi datanya masih minim.”

Buku tersebut tak akan pernah lahir. Kabar kepergiannya datang pagi ini. Sangat mengagetkan dan membuat mata hangat.

Selamat jalan, Mas Hikmat Budiman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *