chrisye terbang tinggi bersama badai pasti berlalu

Christian Rahadi atau Chrisye. Nama itu hadir dalam benak Erros Djarot saat menentukan penyanyi untuk lagu-lagu di film Badai Pasti Berlalu, selain Berlian Hutauruk.

Namun “badai” menerjang rencana ini. Sang sutradara, Teguh Karya, menolak Chrisye. Ia lebih memilih Broery Marantika, penyanyi yang saat itu lagi populer. Erros tak kuasa menolak. Berlian Hutauruk juga ditampik.

“Suara siapa itu? Kayak kuntilanak,” kata Teguh. Teguh lantas memilih Anna Mathovani.

Tiga tahun sebelumnya, Broery dan Anna terlibat dalam film musikal Teguh berjudul Cinta Pertama. Agaknya pria bernama asli Steve Liem itu kepincut dan ingin memanfaatkan lagi suara emas mereka.

Ketegangan menjalar di antara Sang Sutradara dan Sang Penata Musik. Untuk Berlian, Erros enggan mengalah. “Kalau nggak setuju…..ya batalin aja semua,” ujar Erros.

Teguh melunak.  Kompromi terjadi. Broery menyanyikan “Merpati Putih” dan “Baju Pengantin”, Berlian membawakan “Badai Pasti Berlalu”.

Baca selengkapnya di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *