Sejak beberapa waktu lalu, saya jadi pengintip. Objek intipan saya adalah blog sejumlah anak muda, mereka yang di hari-hari ini bertengger di usia 20 sampai 27 tahun. Ada tiga kategori pemiliknya: [a] pernah bertemu secara fisik, [b] hanya kenal di dunia maya, [c] tak kenal sama sekali.
Tak ada yang ganjil sesungguhnya. Saya memang lebih suka mendengar ketimbang ngoceh. Saya lebih ingin tahu tentang orang lain daripada membiarkan orang lain punya pengetahuan tentang saya—apalagi terkait soal-soal pribadi. Jika tak percaya, sila cek ke lapak sebelah…
Lalu, saya pun menikmati posting yang memuat dua paragraf ini, misalnya:
Akhirnya saya menyerah, saya memilih tinggal di Jogja sambil menunggu sebuah pekerjaan yang sekarang sudah saya dapat. Kota ini nyaman, sangat nyaman, liburan panjang saya diperpanjang sekitar dua bulan. Banyak orang bertanya kenapa masih di Jogja, selain karena jawaban rasional karena saya baru akan aktif mengikuti pelatihan untuk sebuah pekerjaan terhitung tanggal 12 September maka jawaban berikutnya karena saya tak tahu harus melakukan apa di Jakarta. Jogja terasa lebih bahkan sangat nyaman bagi saya. Saya akui saya takut kalah perang.
Bagi kami mahasiswa rantau, momen bertahun-tahun di Jogja adalah sesuatu yang sangat penting. Kami seperti burung yang dipersilakan bebas dari kandang selama lima tahun. Kami akan bertemu burung dari negeri seberang, berteman dengan mereka dan beradaptasi dengan habitat yang menyenangkan. Tapi kemudian setelah lima tahun kami harus pulang ke kandang, meninggalkan habitat terbaik kami. Kembali pada pelukan kandang. Kami bukan lagi burung yang bebas, dan tak berani membebaskan diri. Mungkin karena itupula Saila menganggap saya hanya menjadikan Jogja sebagai liburan panjang.
Atau, nukilan ini (penulisnya perempuan, masih kuliah):
Aku selalu berdoa bisa menemuimu di kesempatan hidupku kali ini. Aku ingin di pertemuan pertama aku sudah bisa menyadari bahwa bersamamulah aku akan menghabiskan masa tuaku. Kita tidak berpacaran dalam waktu lama. Kita menikah dalam kesederhanaan yang hanya menghadirkan keluarga dan teman-teman terdekat. Di sebuah taman terbuka dengan warna-warna musim semi yang cantik. Kita bekerja sesuai dengan kesukaan kita, pulang ke rumah dengan rasa bahagia dan selalu berbagi tentang apa yang kita alami di tempat kerja.
Kau tidak pernah melarangku berjalan bersamamu, mendaki gunung atau menyusur pulau kecil entah di pelosok mana. Karena kamu tahu, aku akan selalu pulang ke rumah. Rumahku, di hatimu.
Di luar dua ini, ada banyak posting lain yang membuat saya mendapat “sesuatu” usai membacanya. Anak-anak muda itu (kayaknya) banyak baca, luas pergaulan, jauh berjalan.
Idealisme mereka menggugah. Mereka merawat harapan meski mafhum perubahan tak datang 100% saat sarapan esok hari. Di riuh-rendah pragmatisme hidup sehari-hari, tulisan-tulisan mereka ampuh sebagai interupsi. Seperti mereguk ice lemon tea di siang yang terik dan membosankan. Mungkin juga seperti mengoleskan krim anti-aging menjelang tidur.
Saya selalu kangen untuk kembali menyambangi blog-blog tersebut. Secara diam-diam, tak meninggalkan jejak (tapi, kini barangkali pemiliknya sudah tahu aktivitas saya). Saat sebaya mereka, rasanya saya belum mampu menulis sebagus itu. Cara ungkap mereka pun kerap mengejutkan.
Sastrawan AA Navis konon sempat sesumbar ketika usianya menginjak 40 tahun: “Sejak sekarang saya hanya akan bergaul dengan anak-anak muda. Kalau bergaul dengan orang-orang tua, yang ada hanya memamah biak kisah-kisah kejayaan masa lalu.” Ya, sejak beberapa waktu lalu, saya jadi pengintip anak-anak muda. Saya tak menyesalinya.
PS: Saya tak meminta izin kepada dua pemilik blog yang tercuplik di atas. Semoga mereka sudi memaafken daripada saya.
mas yus ariyanto, salam kenal 🙂
saya adalah pembaca setia tulisan2 mas di blog ini. semuanya favorit!
ah malunya, rupanya blog saya justru dikunjungi penulis favorit saya. gatau lagi mau bilang apa…
terima kasih atas segala inspirasinya mas 🙂
tuh kan ketahuan…:)
salam kenal juga, kinkin. nuwun sewu telah mengutip blogmu tanpa permisi. matur nuwun sudah menyambangi blog ini…
titip salam buat malioboro, angkringan kopi jos, parangtritis, dan SGPC…:)