Two roads diverged in a yellow wood,
And sorry I could not travel both
And be one traveller, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth; Continue reading “the road not taken”
magnis
Havel dan Kafka,
Kala Romo Magnis membikin berita, ingatanku sontak tersangkut pada Wayang dan Panggilan Manusia. Kitab tipis, terbitan Gramedia. Pada salah satu bagian, pria kelahiran Jerman itu memaparkan beda mendasar antara Mahabharata dan Ramayana. Continue reading “magnis”
batu itu terus menggelinding
Havel dan Kafka,
Jann S. Wenner adalah Hugh Hefner buat Rolling Stone. Soal ketenaran dan isi kocek, ia agaknya kalah tinimbang kakek yang masih “liar” itu. Namun, jika Hefner mengibarkan bendera Playboy pada usia 27, Wenner baru 21 tahun saat menegakkan tiang Rolling Stone. Continue reading “batu itu terus menggelinding”
gempa
Havel dan Kafka,
Saat bazaar di kompleks perumahan kita, Ahad lalu, Havel meradang. Ia minta dibelikan game. Aku tak mengabulkan.
“Hari ini cukup. Kamu sudah membeli beberapa barang. Tak semua keinginan bisa kesampaian,” ujarku. Continue reading “gempa”
suvenir
Havel dan Kafka,
Andy Budiman, teman sejak masa kuliah, menyodorkan buku itu. Tajuknya Kolom-kolom Kawin: Kado Untuk Fathia Syarif dan Hamid Basyaib. Mereka menikah awal April lalu. Antologi tersebut adalah suvenir untuk para tamu. Continue reading “suvenir”
sidney
Havel dan Kafka,
Otto Schechtel amat bangga karena tak pernah membaca buku. Sepanjang hidup. Tak mengherankan jika ia gundah mengetahui anak lelakinya lebih gemar di rumah, menikmati buku yang dipinjam dari perpustakaan umum. “Matamu akan rusak. Mengapa kau tidak seperti Seymour, sepupumu itu? Ia suka bermain bola…” Continue reading “sidney”
tentang ucok
from yus ariyanto
to hawe setiawan
date Apr 12, 2007 5:38 PM
subject kios buku pasar jumat
ji,
aku penasaran dengan kios buku bekas di pasar jumat yang anda sebut-sebut dalam tanda tangan karen. letaknya di sebelah mana? dekat terminal lebak bulus? atau, malah mengarah ke gedung fedex?
siapa tahu kalo lagi mengantarkan anakku ke rumah neneknya, aku bisa mampir ke sana…
hatur nuhun.
salam,
yus Continue reading “tentang ucok”
gerimis, kopi, kebahagiaan
Havel dan Kafka,
Gerimis meningkahi pagi. Para pekerja kantoran bergegas di trotoar dengan payung terkembang. Gedung-gedung pencakar langit tegak di sekeliling. Dari jendela kafe itu, aku melihat mereka. Berteman kopi panas, roti hangat, dan The Wall Street Journal Asia. Sementara, kalian berada ribuan kilometer di tenggara. Continue reading “gerimis, kopi, kebahagiaan”
fatalisme
Havel dan Kafka,
Fatalisme mencengkeram Cikini, Jumat kemarin. Seorang khatib tua bertutur dari balik mimbar. Ia menyodorkan topik soal musibah (alam dan non-alam) dan bagaimana kaum muslim seharusnya menyikapi. Intinya, semua itu kehendak Allah. Manusia hanya bisa menerima dengan sabar, ikhlas, dan tawakal. Terkandung hikmah di sana. Continue reading “fatalisme”
segregasi, si pemantik api
Havel dan Kafka,
Jum’at siang, 3 Mei 1968. Sekitar 500 mahasiswa kiri menempati lapangan Universitas Sorbonne. Mereka memprotes penutupan Fakultas Sastra Universitas Nanterre dan penangkapan enam aktivis kampus yang terletak di pinggiran Paris tersebut. Continue reading “segregasi, si pemantik api”